Gonjang-ganjing BGN, Alumni IPB Mediasi Pertemuan Pimpinan BGN dengan Rektor IPB


TNC GROUP SIBER.WEB.ID | Jakarta - Dalam beberapa waktu terakhir, Badan Gizi Nasional (BGN) menjadi sorotan publik akibat munculnya friksi internal yang melibatkan dua kelompok besar: unsur pejabat BGN dari kalangan purnawirawan militer dan kelompok pejabat dari lingkaran alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Ketegangan ini ditengarai telah mengganggu komunikasi dan koordinasi antar pimpinan unit di lingkungan BGN Pusat, yang berpotensi menghambat pelaksanaan program strategis nasional, yakni program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto.


Program makan bergizi gratis merupakan inisiatif besar yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, terutama di daerah tertinggal dan rawan pangan. Untuk mewujudkan program ini secara efektif, sinergi antar elemen di BGN menjadi sangat krusial. Namun, dinamika internal yang tidak harmonis justru menjadi batu sandungan dalam implementasi program tersebut.


Melihat kondisi ini, Ir. Roby Haryadi, MMA, seorang alumni IPB sekaligus Ketua Yayasan Arimbi Manggar Balikpapan, merasa terpanggil untuk turun tangan. Dengan latar belakang sebagai tokoh yang memiliki jejaring luas di kalangan militer dan IPB, Roby memprakarsai pertemuan informal antara pimpinan BGN dari unsur militer dan pihak IPB.


Pertemuan tersebut telah berlangsung di sebuah kafe di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Meski bersifat informal, pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari kedua belah pihak. Dari kelompok militer hadir Letjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung selaku Wakil Kepala BGN, Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran sebagai Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, serta Brigjen TNI (Purn) Jimmy Alexander yang menjabat sebagai Inspektur Utama BGN. Sementara dari pihak IPB, hadir langsung Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si. (kini menjabat sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional - BRIN), didampingi oleh Ir. Roby Haryadi sendiri.


Suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat kekeluargaan. Tidak tampak ketegangan seperti yang selama ini ramai diperbincangkan. Senyum dan tawa menghiasi pertemuan yang berlangsung selama lebih dari dua jam tersebut. Para peserta tampak antusias membahas berbagai isu strategis, termasuk bagaimana memperkuat sinergi antar unit di BGN serta menyamakan persepsi dalam menjalankan program-program prioritas nasional.


Roby Haryadi menyampaikan harapannya agar pertemuan ini menjadi titik balik bagi BGN untuk kembali solid dan fokus pada tujuan utama lembaga, yaitu meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia. “Kita tidak boleh terjebak dalam konflik kepentingan yang justru menghambat kerja besar kita. Program makan bergizi gratis adalah amanah besar dari Presiden yang harus kita sukseskan bersama,” ujar Roby kepada media ini, Jumat, 12 Desember 2025.


Ia juga menekankan pentingnya menempatkan kepentingan nasional di atas segala kepentingan pribadi maupun kelompok. Sebagai putra dari seorang pahlawan Trikora, Roby merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga semangat kebangsaan, nasionalisme, dan gotong-royong dalam setiap aspek pembangunan, termasuk dalam urusan gizi nasional.


Pertemuan ini membuahkan hasil positif. Menurut sumber internal BGN, suasana kerja di lingkungan BGN Pusat kini mulai membaik. Koordinasi antar unit kembali berjalan lancar, dan komunikasi antara pimpinan dari berbagai latar belakang mulai menunjukkan sinyal positif. Beberapa program yang sempat tertunda kini mulai digarap kembali dengan semangat baru.


Langkah mediasi yang dilakukan oleh Roby Haryadi mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa pendekatan informal dan kekeluargaan seperti ini justru lebih efektif dalam meredam ketegangan dan membangun kembali kepercayaan antar pihak. Apalagi, Roby dikenal sebagai sosok yang mampu menjembatani berbagai kepentingan tanpa mengedepankan ego pribadi.


Ke depan, Roby berharap agar pertemuan serupa dapat terus dilakukan secara berkala sebagai forum komunikasi dan konsolidasi antar pemangku kepentingan di BGN. Ia juga mendorong agar BGN membuka ruang dialog yang lebih luas dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, praktisi gizi, dan organisasi masyarakat sipil, guna memperkuat pelaksanaan program-program gizi nasional.


“BGN adalah milik bangsa, bukan milik kelompok tertentu. Kita semua punya tanggung jawab untuk memastikan lembaga ini berjalan sesuai amanah dan harapan rakyat,” pungkas Roby.


Dengan membaiknya suasana internal BGN, harapan untuk suksesnya program makan bergizi gratis semakin terbuka lebar. Sinergi antara kekuatan militer yang memiliki jaringan logistik dan kedisiplinan tinggi, dengan keunggulan akademik dan riset dari IPB, diyakini mampu menciptakan program yang tidak hanya efektif, tetapi juga berkelanjutan.


Semoga langkah mediasi ini menjadi awal dari babak baru BGN yang lebih solid, profesional, dan berorientasi pada kepentingan bangsa dan negara. (APL/Red)

0 Komentar